Kompetensi Sosial
Kompentensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunakasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Dalam
hal kompetensi ini guru harus menyadari bahwa mengajar dan belajar mempunyai
fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah maka perlu adanya komunakasi dan interaksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Ketrampilan komunikasi ini tidak menuntut guru untuk menyerap sejumlah
pengetahuan tentang filsafat pendidikan, metodologi pengajaran atau
prinsip-prinsip perkembangan anak.[1] Dan
dalam berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi ada yang di
sengaja, dan ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi
yang berlangsung dari suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran.
Dalam interaksi selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan.
Kegiatan
komunikasi bagi diri manusia merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya.
Dinamika kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan
komunikasi dan interaksi dalam hubungannya dengan fihak lain dan kelompok.
Bahkan dapat dikatakan melalui komunukasi akan terjaminlah kelanjutan hidup
masyarakat dan terjamin pula kehidupan manusia.[2] Selain itu interaksi yang paling sederhana adalah interaksi satu arah,
yang satu memberi yang lain menerima : dalam psikologi sosial kejadian demikian
disebut aksi, belum interaksi : dalam ilmu komunikasi satu arah atau informasi.
Aksi atau informasi pendidik memberi pengaruh langsung dan tak langsung.
Pengaruh langsungnya berupa : kejelasan hal yang diinformasikan, pemberian
arah, dan pemberian kepastian (benar atau salah). Pengaruh tak langsungnya
berupa : mengerti perasaan subyek didik, membesarkan hati, dan menerima serta
menggunakan ide subyek didik [3]
Dengan
pendekatan humanis interaksi pendidik dan subyek didik mendudukkan
masing-masing fihak sebagai subyek, tidak akan ada yang didudukkan sebagai
obyek, tidak akan ada yang dieksploitasi, dan bukan pula hubungan koersif (yang
satu mempunyai otoritas hak asasisatas yang lain).
Hubungan
interaktif yang saling memperlakukan fihak lain sebagai subyek, itulah aksi dua
arah atau interaksi (dalam psikologi sosial) atau komunikasi (dalam ilmu
komunikasi). Dalam interaksi dua arah atau komunikasi ada dua nsur yaitu :
pesan (message), dan umpan balik (feed-back). Motto yang memenuhi
syarat hubungan interaksi komunikasi dan sekaligus menghembuskan akhlak mulia
adalah : Hormati yang tua, hargai yang muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar