Selasa, 05 November 2024

AKSI NYATA MODUL 2.2

Pembelajaran Sosial dan Emosional

M. Zainudin, S.Pd, M.Pd. CGP Tahap 11 Kab Kediri

Assalamualaikum Wr.Wb

Salam Guru Penggerak!

Perkenalkan nama saya M. Zainudin merupakan Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kab Kediri dari SMKN 1 Grogol, saya menulis untuk berbagi pengalaman melalui jurnal dwi mingguan ke 6 ini. Salam dan Bahagia pembaca yang budiman, pada kesempatan kali ini saya menuliskan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Jurnal refleksi dwi mingguan ini merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah catatan refleksi diri setelah mengikuti kegiatan pelatihan yang ditulis secara rutin setiap dua minggu sekali dan wajib dilakukan oleh Calon Guru Penggerak, dan sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Dan berikut ulasan jurnal refleksi dwimingguan ke 6 modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional.

 

Fact (Peristiwa)

Setelah mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional kemudian pada hari Selasa, 3 September 2024 saya mulai mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dari modul 2.2 saya belajar tentang :

Pada modul 2.2 ini saya mulai mempelajari materi mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional sesuai tahapan merdeka yang dilaksanakan, pada modul 2.2 kami disuguhi materi dan video yang ada di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan pemantik berupa Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik, bagaimana kami menghadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut.

Eksplorasi konsep. Dibagian eksplorasi konsep ini, saya mempelajari secara mandiri maupun secara diskusi melalui LMS. Di eksplorasi konsep kami disuguhi dengan materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, tahapan dan cara penerapan pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Tujuan dari materi Pembelajaran Sosial Emosional adalah memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kurikulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Ruang kolaborasi. Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Ruang Kolaborasi dipandu dan difasilitasi oleh Ibu Siti Maemunah selaku Fasilitator. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring memalui Google Meet. Diskusi kelompok di ruang kolaborasi pertama dilakukan pada hari Jum’at, 6 September 2024 pukul 13.00- 15.30 WIB. Sementara itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2024 pukul 14.30 - 17.00  WIB

Demonstrasi Kontekstual. Pada kegiatan ini, saya mendapatkan tugas untuk membuat Rencana Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional bagi murid di Kelas. Adapun link demonstrasi konteksual sebagai berikut : Tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.2 "RPP KSE" Elaborasi Pemahaman. Saya melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Goole Meet pada hari Kamis, 14 November 2023 sesi 2 pukul 15.30 - 17.00 WIB. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Dr. Achyar, M.Pd.

Koneksi Antar Materi. Pada kegiatan ini yaitu mengaitkan materi yang sudah dipelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 2,1 dan 2.2 serta membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran sosial emosional dan bagaimana mengimplementasikannya. Adapun link koneksi materi adalah sebagai berikut : Tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.2 "Pembelajaran Sosial dan Emosional"

Aksi Nyata dalam modul 2.2 ini mengimplementasikan dan melakukan refleksi terhadap implementasi pembelajaran sosial dan emosional kepada rekan sejawat di sekolah. Adapun link aksi nyata adalah sebagai berikut : Aksi Nyata Modul 2.2 "Pembelajaran Sosial dan Emosional"

Feeling (Perasaan)

Setelah mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, saya merasa senang dan semakin termotivasi dalam menjalankan pendidikan guru penggerak. Saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pelatihan Guru Penggerak ini karena dengan demikian saya tahu tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Ilmu yang sangat berharga bagi saya untuk modal saya dalam mendidik murid di sekolah.

 

 

Findings (Pembelajaran)

Setelah mempelajari modul 2.2 ini, pembelajaran yang dapat saya petik dari kegiatan pada modul 2.2 ini adalah saya memperoleh pemahaman mendalam tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Diantaranya saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita. Kesimpulan dari mempelajari modul ini yaitu :

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai 5 Kompetensi Sosial dan Emosional.

Kompetensi Sosial Emosional diantaranya yaitu :

Kesadaran Diri (Self Awareness),

Pengelolaan Diri (Self Management),

Kesadaran Sosial (Social Awareness),

Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),

Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).

Sehingga tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

 

Future (Penerapan)

Setelah menggali pengetahuan dari modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional, yang ingin saya lakukan yaitu :

Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik maupun iklim dan budaya sekolah, contohnya seperti melakukan teknik STOP di sela-sela kegiatan pembelajaran dengan mengajak murid-murid untuk bernafas dengan kesadaran penuh sebelum melanjutkan pembelajaran lagi. Menginformasikan dan berkolaborasi dengan warga sekolah tentang pembelajaran sosial dan emosional agar pembelajaran sosial dan emosional ini dapat terlaksana dengan optimal.

Dalam penguatan pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik saya berharap dapat menjadi teladan dan contoh baik bagi murid, rekan sejawat maupun bagi lingkungan SMKN 1 Grogol.

Demikian Aksi nyata Modul 2.2 saya tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Semoga bermanfaat.Terimakasih.

Salam Guru Penggerak. Wassalamualaikum Wr.Wb

 

 










Senin, 04 November 2024

AKSI NYATA MODUL 1.2

 

 

                                                                                            

AKSI NYATA - MODUL 1.2

CGP Tahap 11 M. Zainudin Kab Kediri

Modul 1.2 Nilai Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Aksi Nyata Modul 1.2 Nilai Nilai dan Peran Guru Penggerak ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu kedua mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannnya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh seorang Calon Guru Penggerak. Dalam menulis Jurnal refleksi ini saya menggunakan Model 1 yaitu model 4F: Fact, Feeling, Findings, dan Future dapat diterjemahkan menjadi 4P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan.

1. Peristiwa (Facts)

Setelah saya mempelajari modul 1.1 yang berkaitan tentang  Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, maka kami melanjutkan ke materi 1.2 mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini saya mulai dengan mempelajari materi kemudian kami diminta untuk membuat trapesium usia. Trapesium usia ini merupakan gambaran diri saya dimulai dari mengawali  Pendidikan yang saya tempuh di usia taman kanak-kanak sampai pada usia sekarang bekerja sebagai guru. Pada saat usia sekolah kami diminta mengingat satu dari beberapa kejadian positif dan negatif yang pernah saya alami. Pada saat proses membuat trapesium usia, saya dapat mengingat betul walau kejadiannya sudah sangat lama terjadi baik itu mengenai hal positf dan negatif yang pernah saya alami yang berkaitan dengan guru saya dulu.

Disini saya menyadari bahwa peran guru sangat berpengaruh kepada saya. Saya harus bisa menjadi seorang guru yang nantinya memberikan pengaruh positif kepada peserta didik saya, dan berusaha sebaik mungkin tidak memberikan pengaruh negative kepada anak sehingga momen ini menjadikan sebagai jekadian negative yang akan dikenang selamanya oleh peseta didik saya. Kemudian pada materi selanjutnya, saya diminta untuk mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran (pemimpin belajar).

Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak, lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia. Selanjutnya saya dan teman-teman diarahkan pada ruang kolaborasi oleh fasilitator Bapak Turmudi kami untuk berdiskusi Bersama, yang nantinya kami dibagai-bagi kedalam 3 kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yakni pada tanggal 5 Juli 2024 untuk diskusi Bersama kelompok kecil kemudian dilanjutkan pada tanggal 8 Juli 2024 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian di beri pertanyaan dan masukan oleh kelompok lainnya.

Di dalam kelompok ini, kami diminta membuat materi presentasi karya yang berisi gambaran singkat yang berbasis kekuatan nilai nilai lalu merancang satu kegiatan yang sesuai dengan satu peran Guru Penggerak yang kelompok pilih. Keesokan harinya pada tanggal 11 Juli 2024  kami kegiatan Elaborasi Pemahaman 1.2 secara virtual pukul 13.00 s.d 15.00 WIB Bersama In Bapak Giyanto Beliau memaparkan materi secara terperinci dan jelas, sehingga saya semakin memahami materi pada modul 1.2 berkaitan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak serta mendapat banyak pemahaman baru hasil dari diskusi dan intruktur melalui tanya jawab yang dilontarkan ataupun tanggapan oleh CGP lainnya dari beberapa daerah lain.

2. Perasaaan (Feeling)

Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi mengetahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang  pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu.

Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran, berpihak kepada murid mendorong murid berinovasi dan, mewujudan kepemimpinan murid

 

3. Pembelajaran (Findings)

Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat beragam. Saya menjadi mengetahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang  pendidik saya harus membiasakan diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan melihat dari berbagai sudut pandang sebelum memutuskan sesuatu. Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup.

Kemudian tahap perkembangan manusia diharapkan setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni Sebagai Pemimpin Pembelajaran, Menjadi coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi, Mewujudan kepemimpinan murid dan Menggerakkan komunitas praktisi.

 

4. Penerapan (future)

Penerapan di SMKN 1 Grogol untuk melaksanakan rencana pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak. Saya akan memulai dari diri saya sendiri untuk memperbaiki cara mengajar, menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan, berpihak pada murid dan penuh dengan inovasi.

Menerapkan pembelajaran didalam kelas, luar ruangan kelas dan yang paling penting menciptakan kenyamanan murid agar pembelajaran menyenangkan dalam pembelajaran. Saya mewujudkan pembelajaran yang berinovasi dari berbagai sumber dan media untuk meningkatkan kualitas diri saya semacam mengikuti webinar, pelatihan dan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang berikutnya. Melakukan Evaluasi dan mencoba berfikir reflektif dan matang dalam menentukan sikap dan tindakan dan keputusan saya